Message

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Follow me...(^_^)..

Jumaat, 29 Julai 2011

HATI

Assalamualaikum... apa khabar kamu yang bernama Hati? Masihkah lagi sihat? Atau mungkin kurang enak dirimu? Ku harap dirimu kan seceria mentari, Yang sentiasa menyinari alam ini. Duhai kau yang bernama Hati, Jagalah dirimu sebaiknya, Peliharalah tubuhmu dari anasir-anasir, Yang cuba menggodamu. Duhai Kau yang bernama Hati.. Janganlah mudah kau percaya, Akan dunia yang penuh racun berbisa, Jangan mudah kau mengalah dan rebah, dengan dunia yang berselirat kehitamannya.. Kuatkan dirimu... kentalkan jiwamu, Perangilah nafsumu duhai Hati... Jadikanlah zikrullah dan ayatullah.. Sebagai benteng dan perisai untukmu. Untuk dirimu yang bernama Hati, Usah dibiarkan jiwamu, Kosong... hambar... dan sunyi... Tiadanya Iman dan taqwa mengiringi dirimu... Penuhilah kekosongan dan kesunyian itu, Dengan bertasbih memuji kebesaran Ilahi... Moga sentiasa nama-NYA dalam dirimu. Untuk dirimu yang bernama Hati, Jangan cepat berundur dan mengalah, Tatkala ujian datang menyergah, Walau kadang dirimu ingin rebah, Kadang terduduk menangis pilu, Bangkitlah wahai hati.. Ingatlah bahawa DIA sedang mengujimu.. Itu tandanya dirimu masih disayangi oleh-NYA. Duhai hati yang ku sayangi.. Tolong sentiasa ingatkan dirimu, Usah terlalu mengejar cinta manusia, Yang tiada bertepi.. Kerna ia hanya akan memberi luka di hati, Usah kau meraih cinta manusia, Jika ia hanya sekadar menyinggah menyapa.. Jangan terlalu mengejar cintanya.. Kerna belum tentu dia menjadi milikmu, Cukup sekadar cintai dalam diam, Cukup sekadar dari kejauhan, Jika benar dia tercipta untukmu Kau tetap akan bersatu. Duhai hati yang ku sayangi, Tetapkanlah dirimu, Luruskanlah dirimu, Jangan mudah kau tersungkur, Dari cubaan yang seringkali ingin menyimpangkan dirimu, Jitukan semangat jiwamu, Tepislah segala anasir asing yang cuba menghampiri menggodamu... Pesanan untukmu wahai Hati... Walau bagaimana berat sekalipun dirimu diuji.. Walau badai sentiasa menghampirimu.. Walau apa pun kisah yang akan terlukis.. Jangan dibiarkan kelongsong jasadmu.. Sepi dan sunyi tanpa CINTA-NYA... Semailah haruman kasihmu kepada-NYA... Moga CINTA-NYA kan menghiasi mewarnai.. dirimu yang bernama Hati. Untukmu perhatian hati.. Terangilah dirimu Dengan cahaya CINTA dari-NYA.. Kejarlah kasih CINTA sejati-NYA Raihlah CINTA-NYA abadi lagi hakiki....... Untuk selamanya

Khamis, 21 Julai 2011

" Akan Indah Pada Waktunya "

" (¸.•´(¸.•´.•♥•.¸.•*¨)¸.•*¨) "   Aku minta pada Allah setangkai Bunga Segar... Dia beri aku Kaktus Berduri... Aku minta pada Allah hewan mungil nan cantik... Dia beri aku ulat berbulu...   Aku sempat sedih, kecewa dan protes... Betapa tidak adilnya ini.Namun kemudian... Kaktus itu berbunga sangat Indah... Dan ulatpun tumbuh & berubah menjadi kupu" yang teramat cantik... Itulah jalan Allah,yang telah di Persipkan untukku...   " INDAH PADA WAKTUNYA "   Allah tidak memberi apa yang aku harapkan... tapi Allah memberi apa yang aku perlukan... Walau kadang sedih, kecewa dan terluka... tapi jauh di atas segalanya... Dia sedang merajut yang terbaik untuk kehidupanku... .   Ya ALLOH ya ROBB ... Izinkan kami jatuh cinta hanya karena-Mu ... Untuk senantiasa Menggapai Cinta dan Ridho-Mu . . .   (¯`v´¯)♥ Aamiin ya Robbal 'alamiin ♥ (¯`v´¯) (¯`v´¯)(¯`v´¯)`•.¸.•`♥•.¸.•`(¯​ `v´¯)(¯`v´ ¯) `•.¸.•`.`•.¸.•`.____________`•​.¸.•`.`•.¸.• (¯`v´¯)*♥* ANA UHIBBUKI FILLAH *♥*(¯`v´¯) `•.¸.•`_¶**¶_____________¶**¶_​ ___`•.¸.•` ___________*¶*___*¶*_____*¶*__​__*¶* __________*¶*_______*¶*¶*_____​ ___*¶* _________*¶*__________*_______​____*¶* _________*¶*__________________​ ____*¶* _________*¶*________ اﷲ___ اﷲ_____*¶* __________*¶*_________________​ ___*¶* ___________*¶*________________​_*¶* _____________*¶*_____*____*___​ *¶* ______________*¶*___________*¶​* ________________*¶*_______*¶* __________________*¶*___*¶* ____________________*¶_*¶* ______________________*¶ (¸.•´ (¸.•´ .•´ ¸¸.•¨¯`•¸.•´hamba اﷲ•¸¸.•*¨) ¸.•*¨)`•¸.•´¸.•*¨) ♥•*¨*•♥•*¨*•♫♥•* Thufail Na'im Ar'Syahid *•♥♫•*¨*•♥•*¨*•♥

Rabu, 20 Julai 2011

Cara Untuk Menguatkan Daya Ingatan :


1. Banyakkan membaca Surah Yassin dan Surah Luqman,pahamkan makna ayat tersebut
2. Kurangkan daripada bercakap perkara yang sia-sia.
3. Solat 5 waktu dan Sunat.
4. Perbanyakkan berzikir kepada ALLAH SWT dan berselawat keatas Nabi.
5. Minum air Zam-zam
6. Makan Kismis/Kurma/Madu Lebah
7. Tutup Aurat dan tidak Melihat benda yang HARAM
8. Membaca Al-Quran
9. Kurangkan memakan/melihat benda yang boleh melemahkan ingatan contoh : Maggi/Keropok/Menghisap rokok/menonton Video Lucah serta gambar dan sebagainya.
10. Ketika bercakap jangan mengeluarkan kata kesat contoh : "BODOH".
11. Jangan kuang ajar ketika dengan guru serta orang persekitaran.
12. Minum Susu Kambing "Sunnah Nabi Muhammad SAW"

YA ALLAH SWT.KAU KUATKAN LAH DAYA INGATAN DOA HAMBA MU INI UNTUK MENGHAFAL SURAH-SURAH SUCI MU YA ALLAH SERTA PERKARA YANG LAIN YA ALLAH . AMIN !

INSYAALLAH . SEMOGA ALLAH SWT PERKENANKAN DOA HAMBA NYA . DAN BERSERAH SAHAJA PADA ALLAH SWT APA YANG KITA LAKUKAN .

mintak maap kalau ada tersalah..tegur laa saya ^_^

Isnin, 18 Julai 2011

PENTINGNYA KEJUJURAN HATI..(^_^)..

Hati yang jujur adalah bukti keimanan seseorang.
Orang mukmin pasti memiliki sifat jujur,tanpa adanya kejujuran,berarti keimanan orang itu sedang mengalami serangan penyakit yang amat dasyat yaitu : 
PENYAKIT MUNAFIQ. Justru itu hati mesti dan harus terlebih dahulu di latih untuk berbuat kejujuran,sebab kalau hati jujur seluruh anggota badan InsyaAllah berada diatas titian lurus. 

Rasulullah Shallahu Alaihi Wasallam bersabda: 
Bahawasanya di dalam jasad anak Adam ada seketul daging,apabila baik daging itu,maka baiklah seluruh anggotanya.Sebaliknya, jika jahat daging itu, jahatlah seluruh anggotanya. Ketahuilah daging itu ialah hati." (Riwayat Al-Bukhari)

Dari hal kejujuran 
Pernah seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW: 

Apakah mungkin seorang mukmin itu kikir? 
Rasulullah Shallahu Alaihi Wasallam menjawab: "MUNGKIN SAJA." 
Sahabat bertanya lagi: "Apakah mungkin seorang mukmin bersifat pengecut?": Rasulullah Shallahu Alaihi Wasallam "MUNGKIN SAJA" 
Sahabat bertanya lagi,"Apakah mungkin seorang mukmin berdusta?" 
Rasulullah Shallahu Alaihi Wasallam menjawab: "TIDAK" 
(HR Imam Malik dalam kitab al Muwaththo')

Jadi jelas sekali inti dari hadits ini menegaskan, seorang mukmin tidak mungkin melakukan kebohongan.Kejujuran adalah pangkal semua perbuatan baik manusia. 
Tidak ada perbuatan dan ucapan baik kecuali kejujuranlah yang memandunya
Oleh sebab itu, Allah menyuruh orang-orang mukmin agar selalu berkata benar dan jujur,Meskipun pahit untuk di telan'

Sebab penting kejujuran dalam setiap pribadi Mukmin 
Allah memberi Isyarat dengan tegas Firman Allah :
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang jujur(benar.) (al-Ahzab [33]: 70).

Rasulullah Shallahu Alaihi Wasallam bersabda: 
Kamu sekalian wajib jujur karena kejujuran akan membawa kepada kebaikan dan kebaikan akan membawa kepada surga." (HR Ahmad, Muslim, At-Turmuzi,)

Rasulullah Shallahu Alaihi Wasallam pernah bersabda,
Tetap berpegang teguhlah pada kejujuran. Walau kamu seakan melihat kehancuran dalam berpegang teguh pada kejujuran, tapi yakinlah bahwa di dalam kejujuran itu terdapat keselamatan." (HR Abu Dunya)

Kejujuran ada tiga tingkatan : 

Pertama,
Kejujuran dalam ucapan, iaitu kesesuaian ucapan dengan bukti apa yg di ucapkan 
(lihat ash-Shaff [61]: 2 dan al-Ahzab [33]: 70). 

Kedua, 
kejujuran dalam perbuatan, yaitu kesesuaian antara ucapan dan perbuatan. 

Ketiga, 
kejujuran dalam niat, yaitu kejujuran tingkat tinggi di mana ucapan dan perbuatan semuanya hanya untuk Allah semata-mata tanpa ada unsur selainNya

Sebab itu seorang mukmin tidak ada alasan untuk tidak berkata jujur,dan tidak cukup hanya jujur dalam ucapan dan perbuatan, tapi harus jujur dalam niat sehingga semua ucapan, perbuatan dan semua keputusannya harus didasarkan atas tujuan mencari keredhaan Allah Subhanahu Wata'ala.

Sekedar renungan bagi sesiapa yang ingin menjadikan diri mukmin sejati, Dariku yang hina...

Sabtu, 16 Julai 2011

Soalan: Apakah kita dibolehkan memberus gigi selepas waktu subuh ketika berpuasa?
Jawapan: Sengaja bersugi atau memberus gigi dalam berpuasa dengan benda basah atau kering tidaklah membatalkan puasa. Tiada ada perselisihan para ulama dalam masalah ini. Namun menurut Imam Syafei makruh memberus gigi setelah tergelincir matahari dengan tujuan untuk menghilangkan bau mulut.
Soalan: Bagaimana pula jika kita sudah terbiasa memasukkan air ke dalm hidung ketika mengambil air sembahyang ? Begitu juga, ketika mandi wajib selepas masuk waktu subuh kerana berjimak di malam sebelumnya, kita dikehendakki meratakan air ke seluruh kulit.Bagaimana kita hendak meratakan air ke dalam cuping telinga? Dikhuatiri air akan termasuk ke dalam telinga.?
Jawapan: Memasukkan air ke dalam hidung ketika berwuduk pada bulan Ramadhan tidaklah membatalkan puasa, kerana memasukkan air disini bukanlah menyedutnya hingga ke dalam tetapi cukup saja dengan membersihkan rongga hidung tersebut. Begitu juga dengan membasuh telinga, cukup membasuh diluarnya saja tidaklah sampai memasukkan air ke dalam rongga telinga bagi menghilangkan dahaga.
Soalan:
Suami isteri berjimak semasa waktu azan subuh dibulan puasa dan kemudian mandi wajib bolehkah mereka berpuasa, sedang apa yang saya tahu masa waktu imsak kita dikehendaki berhenti makan dan membuat perkara membatalkan puasa juga selepas azan subuh maksudnya puasa itu bermula?
Jawapan:
Apabila seseorang menyangka bahawa fajar akan terbit lambat lagi, lalu bersetubuh. Kemudian dalam bersetubuh itu fajarpun keluar atau terdengar suara azan, maka wajiblah ia menghentikan persetubuhan itu dengan segera (serta merta) tidak boleh diteruskan lagi. Jika ia meneruskannya bererti ia telah merosakkan puasanya dengan bersetubuh yang disengajakan. Demikian pulalah dengan orang yang minum dan makan pada waktu itu. Jika persetubuhan itu diteruskan walaupun telah terdengar suara azan, maka hendaklah membayar kaffarah. Pertama memerdekakan hamba, jika tidak ada atau tidak mampu, dengan berpuasa dua bulan berturut-turut, jika tidak sanggup
iaitu dengan memberi makan 60 orang miskin.
Soalan:
Apakah hukumnya sekiranya apabila di dalam bulan ramadhan, seseorang itu tidur di malam hari dan apabila terjaga di waktu pagi (dah terbit matahari) dan dah mula berpuasa, di dapati air mani terkeluar dari kemaluannya. Bolehkah dia meneruskan puasanya dan sahkah puasanya itu?
Jawapan:
Jika kita bermimpi di malam bulan Ramadhan, dan baru tersedar ketika bangun pagi, maka segeralah mandi wajib, kemudian teruskanlah berpuasa. Sebab berjimak ataupun bermimpi pada malam hari bulan Ramadhan tidak membatalkan puasa. Bahkan setengah ulama berpendapat bermimpi pada siang Ramadhan pun tidak membatalkan puasa namun ia harus segera mandi wajib.
Soalan:
Saya telah diserang penyakit gatal-gatal di badan. Apabila ke kelinik untuk mendapatkan rawatan, doktor telah mengenakan suntikan kepada saya. Apakah puasa saya dikira batal kerana suntikan itu ?
Jawapan:
Sebahagian ulama mengatakan bahawa memasukkan ubat dengan suntikan ketika siang bulan Ramadhan tidak membatalkan puasa. Diantara yang menyokong pendapat ini iaitu Ibn Hazm. Namun setengah ulama yang lain membatalkannya. Bagi kami hal ini melihat keadaan, jika suntikan itu terpaksa dilakukan maka ia termasuk dalam darurah dan tidak membatalkan puasa.
Dipetik dari laman Darul Nu’man
Soalan: Adakah puasa difardhukan ke atas umat yang dahulu. Kalau difardhukan ke atas mereka, pada bulan apakah diwajibkan berpuasa.
Jawapan: Puasa telah difardhukan ke atas umat dahulu dalam bulan Ramadhan sebagaimana difardhukan ke atas umat Nabi Muhammad s.a.w.
Soalan: Bagaimana hendak diketahui awal Ramadhan
Jawapan: Diketahui Ramadhan dengan cukup Syaaban 30 hari atau dengan nampak anak bulan Ramadhan pada malam 30 syaaban atau dengan perisytiharan pihak Kerajaan.
Soalan: Bilakah yang dikatakan Hari Syak
Jawapan: Hari Syak ialah hari 30 syaaban dengan syarat: 1. Pada malam 30 Syaaban itu cuaca terang: 2. Orang fasik mengatakan dia nampak anak bulan.
Soalan: Adakah harus berpuasa di Hari Syak
Jawapan: Mengikut pendapat yang kuat tidak harus berpuasa di hari tersebut kecuali puasa qada' dan nazar. Bagi mereka yang sentiasa berpuasa pada hari Isnin dan Khamis maka harus baginya berpuasa.
Soalan: Bagaimana hendak diketahui awal Syawal.
Jawapan: Untuk mengetahui awal Syawal sama seperti awal Ramadhan (sila rujuk soalan nombor 2).
Soalan: Bolehkah kita berpuasa dan berhari raya mengikut negeri Mekah dan negeri yang berdekatan, kerana mereka nampak anak bulan.
Jawapan: Tidak harus ikut berpuasa kecuali negeri-negeri itu berada dalam satu matla'
Soalan: Saya berpuasa di Mekah lebih awal satu hari dari mereka berpuasa di Malaysia. Apabila saya balik, puasa saya sudah cukup 30 hari dan orang Malaysia masih berpuasa lagi. Adakah boleh saya berbuka dan berhari raya.
Jawapan: Mengikut khaul yang lebih betul tidak boleh berbuka dan berhari raya, hendaklah tunggu bersama berbuka dan berhari raya dengan penduduk Malaysia.
Soalan: Kalau kita ke tempat yang lebih awal berpuasa mereka berhari raya kita belum cukup lagi puasa. Adakah boleh berbuka.
Jawapan: Wajib berbuka puasa dan berhari raya mengikut negeri berkenaan. Bagi mereka yang tidak cukup puasanya sebanyak 29 hari maka wajib mengqada'kannya.
Soalan: Bagaimana cara sembahyang dan berpuasa bagi negeri yang tidak ada siang dan malam.
Jawapan: Mereka hendaklah berpuasa dan bersembahyang mengikut negeri yang berhampiran dengannya, yang mempunyai lima waktu sembahyang ataupun mengikut waktu
Mekah.
Soalan: Apakah hukum orang tua yang tidak boleh berpuasa kerana tua atau orang tidak terdaya berpuasa kerana sakit berpanjangan.
Jawapan: Boleh berbuka puasa dan hendaklah memberi fidyah secupak beras (675 gram); bagi setiap hari yang ditinggalkan dan tidak dikena qada' ke atasnya.
Soalan: Adakah boleh berbuka puasa bagi mereka yang lapar dan dahaga kerana bekerja dan digantikan dengan beras sebagaimana dibenarkan kepada orang tua.
Jawapan: Tidak harus berbuka puasa bagi mereka yang lapar dan dahaga kerana bekerja.
Soalan: Bagaimanakah lafaz niat puasa, adakah wajib berniat dengan fardhu Ramadhan atau puasa Ramadhan sahaja.
Jawapan: Sebaik-baik niat dengan mengingat "Aku berpuasa esok hari kerana menunaikan fardhu Ramadhan". Walau bagaimanapun sah dengan niat, aku puasa Ramadhan sahaja.
* Mengikut mazhab Maliki boleh berniat pada malam pertama dengan berniat sebulan bulan Ramadhan, dan harus bagi orang-orang yang bermazhab Syafie bertaqlid
kepada mazhab Maliki berniat pada malam pertama sebulan Ramadhan. Bagi puasa sunat harus berniat pada siang hari sebelum tergelincir matahari.
Soalan: Adakah sah puasa seorang yang dalam haid dan nifas berniat puasa Ramadhan pada malam hari pada kebiasaannya haid dan nifasnya suci sebelum Subuh pada
hari tersebut.
Jawapan: Sah niatnya sekiranya suci/nifasnya sebelum fajar.
Soalan: Adakah sah puasa seseorang yang syak niatnya di waktu malam.
Jawapan: Tidak sah kecuali dia teringat yang dia berniat puasa pada malam tersebut, sebelum maghrib.
Soalan: Adakah sah seorang yang syak niat puasanya pada hari tersebut selepas berbuka.
Jawapan: Sah puasa tersebut.
Soalan: Seseorang yang berniat puasa pada malam hari kemudian dia membatalkan niatnya sebelum fajar. Adakah sah puasanya pada hari esok.
Jawapan: Tidak sah.
Soalan: Adakah sah puasa seseorang yang berbuka dengan tidak yakin/berat sangka sudah masuk waktu
Jawapan: Tidak sah.
Soalan: Adakah sah puasa bagi orang yang tidak mandi hadas besar.
Jawapan: Sah puasa.
Soalan: Adakah batal puasa bagi orang yang berpuasa memasukkan ubat ke dalam matanya.
Jawapan: Sah puasanya kerana mata itu bukan anggota rongga walaupun terasa di tekak.
Soalan: Adakah batal puasa seseorang yang berpuasa menyuntik dengan ubat yang mengenyangkan.
Jawapan: Batal puasa.
Soalan: Adakah batal puasa apabila termasuk air ke dalam rongga ketika berkumur-kumur di masa wuduk.
Jawapan: Tidak batal puasa kecuali melampaui batas ataupun melebihi tiga kali (kali ke empat).
Soalan: Orang yang berpuasa merasai tersangat dahaga kemudian memasukkan air batu ke dalam mulutnya untuk mengurangkan dahaga lalu tertelan. Adakah batal puasanya ?
Jawapan: Tidak batal puasa.
Soalan: Adakah batal puasa bagi orang gila sekejap.
Jawapan: Batal puasa.
Soalan: Adakah sah puasa bagi orang yang pitam
Jawapan: Sah puasa kecuali pitam yang sepanjang hari iaitu terbit fajar hingga terbenam matahari.
Soalan: Adakah sah puasa bagi mereka yang tertidur semasa sahur sehingga waktu maghrib
Jawapan: Sah puasa.
Soalan: Adakah wajib kifarat bagi orang bermukim bersetubuh selepas membatalkan puasa atau orang musafir berbuka puasa dengan bersetubuh
Jawapan: Tidak wajib membayar kifarat bagi orang bersetubuh begitu juga bagi orang musafir yang berbuka puasa dengan bersetubuh.
Soalan: Apakah kifarat bersetubuh dengan sengaja pada bulan puasa
Jawapan: Kifarat bersetubuh hendaklah memerdekakan seorang hamba Islam yang sempurna dari kecacatan, kalau tidak berkuasa hendaklah berpuasa 2 bulan berturut-turut, jika tidak berkuasa hendaklah beri makan kepada 60 orang miskin setiap seorang secupak.
Cara membayar kifarat ini hendaklah mengikut tertib seperti di atas.
Soalan: Kalau seseorang membatalkan puasanya dengan bersetubuh kemudian mati sebelum maghrib. Apakah hukumnya ?
Jawapan: Hukumnya adalah berdosa dan tidak dikenakan kifarat ke atasnya dan keluarganya.
Soalan: Kifarat bersetubuh dikenakan kepada siapa (suami atau isteri)
Jawapan: Kifarat bersetubuh dikenakan ke atas suami sahaja.
Soalan: Adakah batal puasa seseorang yang terkeluar mani dengan sebab khayalan
Jawapan: Sekiranya bila dia berkhayal biasa keluar mani maka batal puasanya, kalau biasanya dia berkhayal tidak keluar mani maka tidak batal puasanya.
Soalan: Adakah boleh diqada' sembahyang atau diberi fidyah kepada si mati yang tak bersembahyang
Jawapan: Yang muktamad tidak boleh diqada' dan tidak boleh diberi fidyah tetapi Imam Subki dari Ulama' yang bermazhab dengan Mazhab Syafie mengatakan boleh diqada' dan mengikut Mazhab Abu Hanifah boleh diberi fidyah sebagaimana fidyah mereka yang meninggalkan puasa, kita boleh bertaalik kepada dua pendapat tadi.
Soalan: Adakah wajib berimsak dari perkara-perkara yang membatalkan puasa, beberapa minit sebelum subuh
Jawapan: Tidak wajib berimsak tetapi adalah sunat menjauhi dari makan/minum dan lainnya sekadar baca surah Mursolat sebelum Subuh lebih kurang dalam enam
minit.
Soalan: Orang yang tidak berpuasa kerana tidak berniat malam dan orang yang membatalkan puasanya, adakah boleh makan/minum dan lainnya
Jawapan: Wajib mereka berimsak iaitu menahan diri dari makan minum dan perbuatan yang membatal puasa, walaupun mereka tidak berpuasa.
Soalan: Apakah hukum yang dikenakan kerana berzina atau wathi subhah pada bulan puasa
Jawapan: Hukumnya batal puasa dan dikenakan kifarat ke atas kedua-duanya sekali (lelaki dan perempuan).
Soalan: Seorang perempuan putus haid di siang hari adakah wajib dia berimsak
Jawapan: Sunat berimsak.
Soalan: Sekiranya seseorang yang membatalkan puasa nazar/qada' adakah wajib dia berimsak
Jawapan: Tidak wajib berimsak.
Soalan: Adakah wajib imsak bagi orang musafir yang berbuka puasa apabila sampai ke tempat tinggalnya (bermastautin/bermukim)
Jawapan: Mengikut khaul yang lebih betul tidak wajib berimsak.
Soalan: Adakah perempuan yang haid wajib berimsak
Jawapan: Perempuan yang haid haram berimsak sebagaimana dia haram bersembahyang.
Soalan: Kanak-kanak yang tidak berpuasa dan baligh di siang hari, adakah wajib berimsak dan qada' puasanya
Jawapan: Tidak wajib berimsak dan tidak wajib qada'.
Soalan: Seseorang yang keluar dari kampungnya setelah fajar kerana musafir, adakah harus bagi mereka berbuka puasa
Jawapan: Tidak harus berbuka bahkan wajib disempurnakan puasanya.
Soalan: Adakah sunat berniat puasa beserta dengan lafaz
Jawapan: Sunat.
Soalan: Seseorang yang telah menyediakan makanan untuk makan sahur, kemudian dia terjaga selepas fajar, adakah sah puasanya pada hari itu
Jawapan: Sah puasa dengan penyediaan sahurnya kerana penyediaan sahur itu dianggap sebagai telah berniat.
Soalan: Adakah sah puasa orang yang berbuka dengan syak masuk waktu maghrib
Jawapan: Tidak sah puasanya.
Soalan: Adakah sah puasa orang yang bersahur yang berat sangkanya, masuk waktu Subuh
Jawapan: Sah puasanya selagi dia tidak yakin masuk waktu Subuh dan sekiranya yakin, tidak sah puasanya dan diwajibkan qada'.
Soalan: Adakah sah puasa seseorang yang biasanya apabila melihat bangkai dia muntah, tetapi sengaja dilihatnya
Jawapan: Tidak sah puasanya tetapi sekiranya tidak sengaja maka tidak batal puasanya.
Soalan: Apakah hukum menggosok gigi di bulan puasa
Jawapan: Hukumnya sunat dia menggosok gigi sebelum gelincir matahari dan makruh selepas gelincir matahari.
Soalan: Adakah batal puasa termuntah dengan sebab menggosok gigi
Jawapan: Tidak batal kecuali mereka yang biasanya muntah apabila mengggosok gigi dan sengaja dia
meggosoknya.
Soalan: Apakah hukum cabut gigi, berbekam dan berpatik semasa berpuasa
Jawapan: Hukumnya makruh.
Soalan: Apakah hukumnya seseorang yang tidak dapat berpuasa pada bulan Ramadhan kerana sakit yang berkekalan dan mati selepasnya
Jawapan: Tidak ada apa hukum ke atasnya dan begitu juga warisnya.
Soalan: Seseorang yang meningal dunia, puasanya sudah diqada' tetapi fidyahnya belum dibayar lagi. Adakah fidyahnya bertambah
Jawapan: Fidyahnya tidak bertambah.
Soalan: Seseorang yang terdengar azan Subuh ketika dia sedang bersahur, adakah sah puasanya
Jawapan: Sah puasanya dan hendaklah berhenti makan serta merta dan terus buang makanan yang ada di dalam mulutnya.
Soalan: Seseorang yang syak masuk waktu Subuh kemudian dia bersetubuh meninggalkan bersahur kerana bimbangkan luput waktunya, adakah sah puasanya
Jawapan: Sah puasanya kalau dia berniat puasa pada malam itu.
Soalan: Seseorang yang terkeluar sesuatu dari tekaknya kemudian dia menelannya, adakah batal puasanya
Jawapan: Batal puasanya.
Soalan: Air liur yang terkumpul di dalam mulutnya kemudian ditelan, adakah batal puasanya
Jawapan: Tidak batal puasanya kerana air liur datang dari mulut tidak datang dari rongganya.
Soalan: Air liur yang bercampur dengan sesuatu yang lain seperti darah atau makanan kemudian ditelan, adakah batal puasa
Jawapan: Batal puasanya.
Soalan: Apakah hukum orang yang berpuasa yang makan dengan terlupa kemudian teringat kembali yang dia berpuasa
Jawapan: Sah puasanya kerana itu adalah rezeki daripada Allah. Sabda Rasulullah s.a.w yang bermaksud "Sesiapa yang makan atau minum dengan keadaan terlupa maka jangan berbuka puasa maka sesungguhnya itu adalah rezeki yang diberi oleh Allah s.w.t kepadanya".
Soalan: Adakah sah niat puasa di malam 30 Syaaban sedangkan hatinya tidak berat sangka bahawa esoknya masuk Ramadhan
Jawapan: Tidak sah niat tersebut.
Soalan: Adakah boleh orang yang berpuasa menggunakan contact lens
Jawapan: Boleh.
Soalan: Adakah wajib berimsak ke atas kanak-kanak yang baligh dan sedang berpuasa
Jawapan: Wajib berimsak ke atasnya.
Soalan: Orang yang berpuasa nazar kemudian dia berbuka puasanya. Adakah wajib dia berimsak selepas dia berbuka
Jawapan: Tidak wajib kecuali puasa pada bulan Ramadhan.
Soalan: Orang yang berpuasa yang melakukan 2 kali persetubuhan dalam satu hari. Adakah dikenakan 2 kifarat
Jawapan: Dikenakan satu kifarat sahaja.
Soalan: Apakah hukumnya bagi perempuan yang mengandung atau perempuan yang menyusukan anak membatalkan puasanya
Jawapan: Harus membatalkan puasa tersebut dengan dua sebab:
a. Kerana keuzuran dirinya sendiri.
b. Kerana menjaga kesihatan anak.
Keterangan:
a. Kalau berbuka puasa kerana menjaga kesihatan dirinya wajib qada' sahaja.
b. Kalau berbuka puasa kerana mahu menjaga kesihatan anak bukan dirinya, wajib qada'dan fidyah sekadar 1 cupak beras untuk sehari.
c. Kalau berbuka puasa kerana menjaga diri dan anak wajib qada' sahaja.
Soalan:Adakah wajib qada' puasa yang ditinggalkan semasa dia gila
Jawapan: Tidak wajib qada' puasa tersebut.
Soalan: Seseorang yang mati dan meninggalkan puasa tetapi walinya tidak membayarkan fidyah sehingga Ramadhan yang kedua. Adakah digandakan fidyahnya
Jawapan: Tidak digandakan fidyahnya. Ada pendapat mengatakan dikenakan dua cupak bagi setiap hari, satu cupak kerana tidak berpuasa dan satu cupak lagi kerana menangguhkan fidyah.
Soalan: Apakah hukum seseorang yang mati yang belum sempat menunaikan puasa nazar
Jawapan:
a. Mengikut Qaul Jadid hendaklah wali memberi secupak beras sehari.
b. Mengikut Qaul Qadim wali boleh memberi secupak beras sehari atau menggantikan puasa.
Soalan: Adakah harus qada' puasa kepada simati yang meninggalkan puasanya sebulan dengan diqada'kan puasanya oleh 30 orang selama satu hari
Jawapan: Harus dan Sah.
Soalan: Orang yang tidak berdaya puasa bolehkah diqada'kan puasa untuknya
Jawapan: Tidak boleh diqada'kan puasa kepada orang yang masih hidup.
Soalan: Bolehkan dibayar fidyah 10 cupak kepada 1 orang atau mesti diberi secupak seorang untuk 10 orang
Jawapan: Boleh diberi kepada satu orang atau sepuluh orang.
Soalan: Adakah sah bernazar puasa selama 1 tahun
Jawapan: Sah nazar tersebut dan hendaklah berpuasa selama tempoh tersebut termasuk dalamnya hari Tahrim (2 hari raya), tiga hari tasyrik, l bulan puasa Ramadhan dan puasa qada'.
Soalan: Apakah hukum seorang isteri bernazar untuk puasa setahun dan dilarang oleh suami
Jawapan: Wajib berbuka dan tidak dikenakan fidyah dan qada' kerana dikira uzur.
Soalan: Adakah sah puasa sunat seorang perempuan yang dilarang oleh suaminya
Jawapan: Sah puasa tetapi berdosa.
Soalan: Adakah wajib qada' bagi seseorang yang membatalkan puasa sunatnya
Jawapan: Tidak wajib qada' pada mazhab Abu Hanifah.
Soalan: Bolehkah membatalkan haji sunat atau umrah sunat
Jawapan: Tidak boleh kalau terbatal wajib Qada'. Catatan: Masalah ini berbeza dengan puasa sunat kerana puasa sunat boleh dibatalkan tanpa qada'.
Soalan: Adakah sah berpuasa pada hari-hari Tahrim
Jawapan: Tidak sah dan haram berpuasa.
Soalan: Apakah hukum bersahur
Jawapan: Hukumnya sunat.
Soalan: Apakah hukum puasa sunat pada hari jumaat sahaja
Jawapan: Makruh berpuasa kecuali pada hari jumaat itu jatuh 10 Muharram.
Soalan: Apakah hukum meneruskan puasa 2 hari berturut-turut atau lebih dengan tidak berbuka
Jawapan: Haram berpuasa dengan tidak berbuka.
Soalan: Adakah sah berpuasa dengan tidak berbuka
Jawapan: Sah puasa
Soalan: Seorang yang uzur tidak dapat berpuasa hingga ke tahun berikutnya. Adakah wajib fidyah ke atasnya kerana terlewat qada'
Jawapan: Tidak wajib fidyah ke atasnya wajib qada' sahaja ke atasnya.
Soalan: Adakah pahala membaca AI-Quran dan bersedekah di bulan Ramadhan berganda dari bulan-bulan yang lain
Jawapan: Pahala membaca AI-Quran dan bersedekah dibulan Ramadhan adalah berganda.
Soalan: Bolehkah isteri membayar fidyah puasa suami yang telah meninggal dunia
Jawapan: Harus isteri membayar fidyah puasa suaminya yang telah meninggal tetapi yang terutamanya ialah anak-anaknya kerana anak-anaknya yang menerima asabah daripada pusakanya. Ini berpandu kepada Imam as-Subki yang telah memfidyahkan puasa keluarganya yang telah meninggal dunia.
Soalan: Hukum puasa orang yang terkentut dalam air
Jawapan: Puasanya sah kerana terkentut dalam air tidak membatalkan puasa.
Soalan: Apakah hukum perempuan hamil berbuka puasa kerana takut menjejaskan kesihatan kandungannya
Jawapan : Hukumnya harus
Soalan: Hukum mencantumkan puasa qadha' dengan puasa sunat
Jawapan: Hukumnya harus bahkan setengah ulama' mengatakan sunat.
Soalan: Hukum berniat puasa qadha' pada waktu pagi siang hari dan bagaimana niatnya
Jawapan : Hukumnya tidak sah kecuali puasa sunat.
Soalan: Apakah hukum meninggalkan puasa kerana bersalin
Jawapan: Hukumnya wajib, jika perempuan yang bersalin itu ada darah nifas dan wajib qadha' pada bulan-bulan yang lain tetapi sekiranya perempuan yang bersalin itu tiada darah nifas maka harus dia meninggalkan puasa kerana menjaga kesihatannya dan wajib qadha' pada bulan-bulan yang lain.
Soalan: Bolehkah fidyah puasa dibuat jamuan kepada fakir miskin?
Jawapan: Tak boleh fidyah puasa dengan duit. Mengikut Mazhab Shafie fidyah puasa hendaklah dengan dikeluarkan beras secupak pada satu puasa dan tidak boleh ditukarkan kepada yang lain. Oleh itu hendaklah diberi beras, jangan ditukar kepada yang lain atau makanan supaya hak orang miskin ini tidak dapat diguna oleh orang-orang yang tidak berhak.
Soalan: Bolehkah berpuasa pada hari Arafah yang jatuh di hari Jumaat?
Jawapan: Sunat berpuasa di hari arafah walaupun berlaku hari Jumaat. Yang makruh berpuasa di hari Jumaat ialah semata-mata melakukan puasa sunat.
Soalan: Saya mahu qada' puasa di hari ini tetapi saya tertidur semalaman. Adakah boleh saya berniat di siang hari?
Jawapan: Tidak boleh, kerana niat puasa qada' dan nazar itu wajib dan niat puasa qada' dan nazar adalah di malam hari. Tidak sah selepas Subuh dan boleh berniat di siang hari hanya untuk puasa sunat sahaja.
Soalan: Apabila seseorang qada puasa kemudian dia membatalkan puasanya dengan sebab kawan mengajak makan. Adakah dengan sebab yang demikian digandakan dua hari untuk puasa qadanya?
Jawapan: Wajib dia puasa yang dibatalkan itu sahaja dan haram membatalkan puasanya.
Soalan: Adakah boleh qada' puasa pada 13 Zulhijjah?
Jawapan: Tidak boleh kerana 13 Zulhijjah dilarang (HARAM) berpuasa.
Soalan: Saya mahu Puasa qada' selama 10 hari. Adakah boleh saya berniat puasa di malam pertama puasa?
Jawapan: Tidak harus kerana sepuluh puasa qada' itu adalah puasa yang berlainan seperti orang tinggal sepuluh kali pada sembahyang Subuh. Maka sepuluh Subuh itu adalah lain di antara satu sama lain. Maka hendaklah berniat pada membuat tiap-tiap sembahyang yang sepuluh itu. Begitu juga dengan puasanya.
Soalan: Adakah boleh saya bagi fidyah puasa kepada satu orang?
Jawapan: Boleh.
Soalan: Ibu saya meninggal dunia pada hari yang ke sepuluh Ramadhan kerana sakit dan tidak dapat puasa. Apakah hukumnya?
Jawapan: Tidak dikenakan apa-apa fidyah kerana dengan sebab tidak ada masa untuk dirinya mengqada'kan puasanya.
Soalan: Apakah pada bulan Muharram itu ada hari diharamkan berpuasa?
Jawapan: Tidak ada, harus berpuasa sepanjang bulan.
Soalan: Adakah fidyah puasa boleh diberi kepada anak yatim?
Jawapan: Tidak boleh diberi kepada anak yatim. Yang berhak menerima fidyah puasa ialah kepada fakir miskin.
Soalan: Bolehkah puasa sepanjang tahun selain dari 2 hariraya dan hari-hari tasyrik?
Jawapan: Boleh berpuasa bahkan sunat berpuasa sekiranya kuasa dan tidak terjejas tanggungjawab yang diwajibkan ke atasnya.
Soalan: Kenapakah awal puasa dan hari raya tidak sama di antara negara-negara Islam di dunia.
Jawapan: Awal puasa dan hari raya tidak sama kerana tidak sama matlaknya , tidak boleh disamakan waktu seperti waktu sembahyang contohnya di negara kita sudah masuk waktu Isyak tetapi di Mekah belum Maghrib lagi.
Dipetik Dari
Soalan :
Assalammualaikum.. disini saya ada kemusykilan berkenaan dengan org yg telah menninggal dunia. contohnya jikalau seorg bapa telah meninggal dunia bolehlah anaknya menggantikan puasanya, haji dan umrah bagi pihaknya.
Jawab:
Menurut Qaul Jadid Asy-Syafi'ie, tidak dibolehkan menggantikan (qadha) puasa orang mati secara mutlaq (baik ia mempunyai kesempatan masa hidup atau tidak) tetapi memadai dikeluarkan (fidyah) dari harta peninggalannya satu cupak sehari mengikut jumlah hari puasa yang ditinggalkan. An-Nawawi menyatakan dibolehkan warisnya mengggantikan puasa si mati. Tetapi jika dia meninggalkan harta wajib salah satunya (qadha atau fidyah)
Sah menghajikan orang yang sudah mukhallaf apabila dia tidak mampu menunaikan haji kerana tua, sakit (yang tidak ada harapan sembuh) atau meninggal dunia. Hadis di bawah dijadikan qias. " Dari Ibnu Abbas r.a: Pernah Al Fadlu bin Abbas duduk di belakang Rasulullah saw. Lalu datang seorang wanita dari "Khats'ama". Mulailah Al Fadhlu memandang kepadanya dan wanita itu memandang kepadanya. Lalu Nabi saw memalingkan muka Al Fadhlu ke arah lain. Lalu wanita itu berkata: Ya Rasulullah sesungguhnya kewajiban Ibadah haji dari Allah itu, atas semua hambaNya. Sedangkan aku mendapatkan masa hidup ayahku dalam keadaan terlalu bangka, tidak kuat lagi naik kenderaan. Apakah saya boleh hajikan dia. Baginda menjawab: Ya. Dan peristiwa itu pada waktu Haji Wada'
(Muttafaqun Alaihi)
-----------------------
Soalan :
Seseorang yang ingin membuat sesuatu ibadat kada' sebagai denda (kifarah) kerana melanggar larangan ketika mengerjakan ibadah puasa. Dia tidak mampu hendak berpuasa berturut-turut, tiada hamba sahaya untuk dimerdekakan dan hanya mungkin mampu padanya untuk memberi makan pada 60 fakir miskin. Masalahnya sekarang susah untuk mendapatkan fakir miskin. Jika dia hanya dapat seorang sahaja fakir miskin. Bolehkah dia memberi makan pada seorang fakir miskin itu sebanyak 60 kali/hari?
Jawapan:
Tatacara membayar kafarat bulan Ramadhan.
Kafarat ialah sesuatu yang mesti ditutup atau dibayar kerana melanggar syariat; cth di atas ialah bersetubuh disiang hari di bulan Ramadhan; di mana kafaratnya ialah samada membebaskan seorang hamba abdi, puasa dua bulan berturut-turut, atau memberi makan org miskin seramai 60 orang satu mud beras atau bijirin. Hikmah kafarat: untuk menjaga syari'at supaya tidak dipermainkan. Beberapa perbahasan dalam bab kafarat jima' di bulan puasa.
1. Tidak wajib kafarat bagi muslim yang lupa, terpaksa atau yang jahil akan hukumnya (jumhur ulama)
2. Jika isteri dipaksa oleh suami, kafarat itu hanya untuk suami (bagi madzhab Syafi'iy, kafarat itu hanya untuk suami baik terpaksa atau sengaja; ini diperkuat oleh Imam Nawawi); bagi isteri hanya dikehendaki mengkadha puasa hari itu sahaja.
3. Kafarat itu hanya untuk kesalahan bersetubuh sahaja, jika mereka makan atau minum dulu sebelum jima' tidak dikenakan kafarat (ini pandangan Imam Syafi'iy)
4. Jika seorang itu jima' (setubuh) berulang kali di bulan Ramadhan, menurut Syafi'iy, Maliki dan Hanbali kafarat itu mengikut jumlah persetubuhan;manakala madzhab Hanafi cukup satu kafarat sahaja.
5. Tambahan kepada kafarat, pelakunya hendaklah dikenakan hukum takzir oleh pemerintah dan dikehendakki menghabiskan puasanya pada hari itu (ini pandangan Syafi'iy)
6. Persetubuhan itu hendaklah sempurna bukan separuh jalan.
Cara melakukan kafarat:
Jumhur ulama menggariskan tatacara melaksanakan kafarat adalah sebagaimana maksud hadis Muslim HR Abu Hurairah yakni mengikut kemampuan: pertama memerdekakan hamba abdi; jika tidak kuasa, berpuasa dua bulan berturut-turut, dan jika tidak mampu memberi makan 60 fakir miskin. Menurut saudara penanya masalah di sini ialah susah hendak berjumpa dengan orang miskin. Ini kena berhubung dengan projek PPRT (projek pembasmian rakyat termiskin) yang telah menakrifkan pendapatan bulanan bagi rakyat termiskin dan terdapat senarai lengkap mengikut daerah atau berhubung dengan pejabat kadhi untuk mengetahui kadar sukatan beras bagi kafarat (satu mud beras berbeza mengikut negeri-negeri persekutuan) juga senarai rakyat termiskin, juga boleh menghubungi jabatan kebajikan masyarakat untuk mendapat senarai rakyat miskin;
Rujukan: Fiqhu sunnah: Sayyid Sabiq vol bab siyyam, Syaikh Jabir al Jazairy Minhaj al Muslim; al Umm asSyafi'iy..
--------------------
Soalan :
Bagaimanakah caranya untuk kita mengira beberapa hari yang tertinggal untuk menggantikan (kada') ibadah puasa atau solah yang tertinggal pada zaman remaja, yang tidak dapat dikira kerana terlalu banyak (kadang-kadang buat, kadang-kadang tinggal).
Jawapan:
Amalan fiqh Syafi'iy di Malaysia dan Hanbali di Saudi, wajib diganti puasa yang terdahulu dan dikenakan kafarat satu mud makanan asasi sehari kepada seorang miskin (di Malaysia: 1 cupak=0.6 kg beras) mengikut jumlah hari yang di yakini telah ditinggalkan.
Fatwa Qardhawi: amalan tersebut tidak ada sandaran dalil yang kuat, yang lebih kuat ialah hanya mengkadha' puasa sahaja tak perlu membayar kafarat; namun jika membayar kafarat atau mengeluarkan fidyah adalah lebih baik. Jika berlaku syak tentang jumlah hari yang ditinggalkan; gunakan kaedah feqah: dzan ghalib (apa yang diyakini); jika kita berpuasa terlebih dari apa yang disyakki itu adalah lebih baik.
-----------------------
Soalan :
Ada sedikit kemusykilan: Kita maklum bahawa Arab Saudi memulakan puasa sehari lebih awal dari negara kita. Bagi sesiapa yang mengerjakan umrah ketika itu bermakna telah memulakan puasa sehari lebih awal. Jika mereka kembali ke tanahair, dan menyambut Syawal (berdasarkan hisab) mengikut ketetapan negara kita, bermakna mereka telah berpuasa 31 hari sedangkan tidak pernah rasulullah berpuasa selama itu dan dalam kalender Islampun sebulan hanya antara 29 dan 30 hari. Persoalannya perlukah mereka berpuasa 31 hari kerana mengikut pemerintah disesuatu tempat itu atau berhari raya mengikut Arab Saudi supaya berpuasa selam 30 hari sahaja
Jawapan:
Jumhur fuqaha' tidak membolehkan kita berpuasa melebihi 30 hari. Dalam kes saudara, apabila saudara berpindah dari tempat asal bermula puasa, maka hendaklah menghormati tempat anda bermastautin (Malaysia). Saudara hendaklah berbuka pada hari ke 31 secara sirri dan mengikuti upacara solat idilfitri untuk mengelak fitnah. Inilah pandangan jumhur fuqaha'. Ruj: Abu Bakar Jabi al Jazairy (minhaj al muslim)
-----------------------
Soalan :
Batalkah puasa air masuk ke dalam hidung semasa berwudhu'. Seseorang yang berpuasa, apabila ia mengambil wuduk dengan membasuh muka, air wuduk tadi termasuk dalam
hidung terus ke tekaknya. Adakah batal puasanya?
Jawapan:
Ibn Qudamah al Hambali (al Mughni bab wudhu): jika ia berkomor atau istinsyaq dan air termasuk kedalam rongga hidung terus ketekaknya--tidak batal puasa.
Ini juga pandangan Syafi'iy, Awza'iy dan Ibn Abbas. Syaikh Qardhawi (Fatawa Mu'asirat, vol 1 bab Siyyam): yang membatalkan puasa ialah bila kita memasukkan sesuatu melalui jalan yang tabi'iy untuk makan dan minum dengan ssengaja; maka jika air itu masuk melalui cara yang tidak tabi'iy dan niat kita bukan bertujuan membatalkan puasa, maka puasa itu tidak akan batal.
-----------------------
Soalan :
1) Bolehkah isteri meminta izin dari suami secara blanket approval' sahaja iaitu, meminta izin secara keseluruhan baginya melaksanakan ibadat khusus yang sunat ini atau adakah setiap kali si isteri hendak melaksanakan ibadah-ibadah sunat seperti ini, maka setiap kali pula ia dikehendakki meminta izin suaminya? bagaimana kalau pada ketika ia berhajat untuk laksanakan ibadat sunat itu suaminya tiada atau susah dihubungi, adakah si isteri perlu menunggu hingga suaminya pulang untuk meminta izin tersebut?
Jawab:
Hukum berpuasa sunat bagi para isteri.
Dua hadis sahih sebagai nas:
1. HR Bukhari, Muslim dan Abu Daud:
Seorang isteri tidak boleh berpuasa selagi suaminya ada di rumah, kecuali atas keizinannya.
2. HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah: Janganlah seorang wanita itu berpuasa walau satu haripun jika suaminya berada di rumah tanpa izinnya, kecuali puasa Ramadhan.
Di sini ada khilaf ulamak.
Pertama: Kebanyakan ulamak berpendapat keizinan suami hanya terbatas kepada puasa sunat, manakala puasa nazar, puasa qadha' dan puasa Ramadhan tidak perlu izin suami. Imam Nawawi menjelaskan dalam kitabnya Syarah Sahih Muslim Jld 7 pg 115.
Kedua: Sebahagian ulamak berpendapat wanita perlu meminta izin utk berpuasa selain puasa ramadhan. Ini bermakna jika puasa itu selain puasa Ramadhan, dia perlu mendapat izin suami. Sayyid Sabiq berpendapat demikian.
Ketiga: Isteri tidak perlu mendapat keizinan suaminya utk berpuasa apabila suaminya musafir, atau sakit atau uzur yang mana dia tidak mampu mengadakan hubungan seks. Ini adalah pandangan majoriti ulamak berdasarkan hadis dalil di atas. Ini juga pandangan Sayyid Sabiq (Fiqh Sunnah)
Rasional kenapa perlu mendapat keizinan suami sebelum berpuasa.
Imam Nawawi menjelaskan: suami berhak mengajak isterinya jima' bila-bila masa dan pada hari apa sahaja, dan haknya itu wajib dipenuhi oleh isterinya ketika itu juga, dan tidak boleh ditangguhkan oleh kerana amalan sunat.
al Imam al Hafidz dalam kitab al Fath: hak suami ke atas isterinya lebih kuat daripada amalan sunat dan kebajikan yang lain. Kerana itu hak suami wajib dipenuhi, maka kewajipan harus didahulukan daripada hal-hal sunat.
Komentar Syaikh Muhammad Ali Qutb (Tuhfatul 'Aris wal 'Arus): Islam memberi perhatian yang serius terhadap hubungan seks antara suami-isteri, lantas Islam melarang isteri menentukan sendiri kegiatan yang dapat menghalang keinginan seksual suaminya sekalipun kegiatan itu berupa ibadah sunat. Maka Islam mewajibkan para isteri mendahului hubungan sek yang diminta suami daripada ibadat sunat. Sebagai balasan atas hak yang diberikan kepada suami, Islam memberi hak kepada isteri yang wajib dipenuhi oleh suaminya, iaitu suami tidak boleh melakukan kegiatan yang sangat meletihkan atau menyebabkan kelemahan pada jasmaninya kerana dengan keletihan itu siisteri telah kehilangan hak untuk meni'mati hubungan seks dengan suaminya.
-----------------------
Soalan :
Ada yang mengatakan wanita hamil atau menyusui anak yang meninggalkan puasa, tidak perlu qada puasa tapi cuma bayar fidyah. Tetapi ada yang mengatakan qada puasa & bayar fidyah. "Dari Ibnu Abbas : wanita yang hamil dan wanita yang menyusui apabila khawatir atas kesehatan anak-anak mereka, maka boleh tidak puasa dan cukup membayar fidyah memberi makan orang miskin " ( Riwayat Abu Dawud ). Shahih "Diriwayatkan dari Nafi' dari Ibnu Umar: Bahwa sesungguhnya istrinya bertanya kepadanya ( tentang puasa Ramadhan ), sedang ia dalam keadaan hamil. Maka ia menjawab : Berbukalah dan berilah makan sehari seorang miskin dan tidak usah mengqadha puasa ." ( Riwayat Baihaqi) Shahih.
Jwb:
Dr Qardhawi telah membuat kajian dalam nas yang bersimpang siur ini dan dalam kitab feqahnya (fatawa mu'asirat), Qardhawi berpendapat fidyah sahaja. Madzhab Syafi'iy antaranya yang menetapkan qadha dan fidyah. Ini adalah khilafiah dan keduanya harus utk diamalkan.
-----------------------
Soalan :
Ada hamba Allah yang bertanyakan Jika kita sedang bersahur, tiba-tiba kedengaran azan terdapat dua hadis: HR Bukhari yang menyuruh kita mengeluarkan makanan dalam mulut dan berhenti makan dan minum. Ada juga hadis versi Abu Daud yang meriwayatkan, apa yang sudah berada dalam mulut hendaklah ditelan sahaja.
Penjelasan: Jumhur (majoriti) ulama' berpendapat jika kedengaran azan subuh, maka hendaklah dikeluarkan segala makanan yang ada dalam mulut berpandukan hadis Bukhari. Madzhab Syafi'iy juga berpegang dengan hadis ini.
Sayyid Sabiq (Fiqh Sunnah) juga menyokong pendapat majoriti. Atas alasan inilah setengah ulama' menyarankan penggunaan jadual waktu imsak (10 minit buffer sebelum azan subuh).
-----------------------
Soalan:
Bagaiman pula bagi orang yg memakai contact lense yg memasukkan cecair ke dalam matanya utk membasahkan mata. Adakah itu juga boleh membatalkan puasa?
Jawab:
Tidak batal kerana tiga alasan (illat):
a. tujuan utk perubatan atau suatu keperluan harian yg dharuri.
b. niat menitiskan cecair itu bukan menghilangkan haus (dahaga).
c. ia bukanlah jalan yg tabi'iy (normal) bagi kemasukan cecair itu.
(Prof Qardhawi, Fatawa Mu'asirat, Syaikhul Islam Ibn Taymiyah, Majmu' Fatawa lil Syaikhul Islam; Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah,Jld 3)
-----------------------
Soal :
Sahkah puasa bagi pesakit asma yang perlu menggunakan alat bantuan inhaler (saya kurang pasti namanya) yang perlu dimasukkan ke dalam mulut?
Jawab:
Penggunaan Inhaler bagi Pesakit Athma Bagi pesakit athma atau lelah. Amalan penggunaan inhaler tidak membatalkan puasa kerana yang disedut itu ialah gas dan untuk tujuan perubatan. Ini adalah fatwa Syaikh Ben Baz dalam koleksi fatwanya (Fataawa adDa'awah Syaikh Abdul Aziz ben Baz, Grand Mufti of Saudi Arabia, Fatwa No 979) Keharusan penggunaan inhaler bagi pesakit athma juga harus berdasarkan Fatwa umum dalam masalah ini oleh Syaikhul Islam Ibn Taymiyah (Majmu' Fatawa Ibn Taymiyah, Jld 25, ms 248) Keharusan ini meliputi teknik perubatan yang tidak menggunakan makanan atau minuman. Jika dari jenis debu maka ia diharuskan Imam Ibn Hazm al Andalusi (al Muhalla, Jld 6, ms 203) tidak batal puasa dalam urusan perubatan termasuk suntikan atau menghirup serbuk.. Kita terpaksa menggunakan dalil fatwa dalam masalah ini kerana ini adalah masalah baru yang tidak ujud semasa Imam-Imam besar Fiqh dahulu.
-----------------------
Soal:
Semasa saya kecil, saya pernah mendengar pendapat yang mengatakan antara perkara perkara yang membatalkan puasa termasuklah memasukkan sesuatu kedalam rongga, contohnya seperti berikut 1. mengorek lubang hidung dengan jari 2. mengorek telinga dengan pengorek telinga 3. menuang ubat mata (eyemore) kedalam mata boleh kah saudara dapat membetulkan was was ini dengan mengemukkan dalil dalil yang sahih.
Jwb:
1. Tidak batal puasa dengan mengorek lubang hidung atau mengorek telinga dengan pengorek telinga. Ini adalah pendapat Ibn Taymiyah dalam majmu' Fatawa. menurut Ibn Taymiyah, maksud batal puasa jika memasukkan sesuatu dalam rongga terbuka bermaksud memasukkan makanan atau minuman untuk menghilangkan rasa lapar atau dahaga. Sedangkan seseorang mengorek hidung atau telinga bertujuan membuat kotoran di dalamnya. namun tidak digalakan kerana boleh dilakukan waktu malam.
2. menitiskan eye-mo atau seumpamanya ke dalam mata. Juga tidak batal puasa menurut pendapat Ibn Taymiyah dalam Majmu' Fatawa. Kerana tujuan penitisan air ubat tadi bukan berniat utk menghilangkn haus dahaga. (lihat penjelasan Sayyid Sabiq dalam Fiqh Sunnah serta Qardhawi dalam Fatwa Mu'asirat)